Makalah Masyarakat Sebagai Lembaga Pendidikan

05.56

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MASYARAKAT SEBAGAI LEBAGA PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Dasar - Dasar Pendidikan

Disusun Oleh :
                                                            1. Rahman Saif Widarto
                                                            2. Septia Dwi Cahyo
                                                            3. Nadhifah Hardiyanti
                                                            4. Dani Arianto
                                                            5. Rayis Malik

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016




KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan Hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar pendidikan pendidikan ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.












BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di dalamnya adalah pendidikan.
Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas, tetapi terarah. Karenanya pendidikan harus dapat memberikan  motivasi dalam mengaktifkan anak.
Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan baik positif ataupun negatif. Lingkungan pendidikan sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang proses belajar mengajar secara nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan suasana seperti itu, maka proses pendidikan dapat dilaksanakan.
Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan menyelengglarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian keterampilan dan keahlian.  yaitu dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta keahlian/ keterampilan. Sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kaitan/peran serta  masyarakat dengan lembaga pendidikan?
2.      Bagaimana masyarakat melaksanakan peranannya dalam lembaga pendidikan?
3.      Apa saja tipe masyarakat?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui peran serta masyarakat dengan lembaga pendidikan
2.      Untuk mengetahui peranan masyarakat dalam lembaga pendidikan
3.      Untuk mengetahui tipe-tipe masyarakat











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kaitan antara masyarakat dengan pendidikan
Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana asa pendididkan seumur hidup.pendidikan yang diberikan di lingkunagn keluarga dan sekolah sangat terbatas, di masyarakatlah orang akan meneruskanya hingga akhir hidupnya.Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.
Kaitan antara masyarakat dengan pendidikan ditinjau dari tiga segi, yaitu :
a.       Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar sekolah).
b.      Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c.       Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya.
Dari tiga hal tersebut diatas, yang kedua dan ketigalah yang terutama menjadi kawasan dari kajian masyarakat sebagai pusat pendidikan. Namun perlu ditekankan bahwa tiga hal tersebut hanya dapat dibedakan, sedangkan dalam kenyataan sering sukar dipisahkan.





B.     Peranan Masyarakat dalam pendidikan
peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yg dapat menunjang pelaksanaan pendidikan, ikut menyelenggarakan pendidikan nonpemerintah (suwasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana da prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Peranan masyarakat tersebut dilaksanakan melalui jalur-jalur:
1)      Perguruan swasta
2)      Dunia usaha
3)      Kelompok profesi
4)      Lembaga swasta


a)      Peranan Perguruan swasta
Perguruan swasta mempunyai tanggung jawab dan peranan yang penting dalam usaha melaksanakan pendidikan nasional. Perguruan swasta dapat menyelenggarakan semua jenis jenjang pendidikan, kecuali pendidikan formal di lingkungan pemerintah.

b)      Peranan Dunia Usaha
Dunia usaha mempunyai ikatan yang erat dengan unsur-unsur kehidupan masyarakat lainnya, termasuk pendidikan. Hubungan dunia usaha dengan pendidikan dapat dilihat dari dua sisi:
1). Dunia usaha sebagai konsumen pendidikan, berarti dunia usaha memanfaatkan dan mengambil hasil dari pendidikan berupa lulusan (sarjana).
2). Dunia usaha sebagai pengembang dan pelaksana dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.




Peranan usaha dalam penyelenggaraan sistem pendidikan dpt dilakukan dengan cara misalnya:
·         Melaksanakan sistem magang
·         Membentuk konsorsium (pembiayaan suatu proyek/perusahaan yang dilakukan oleh dua atau lebih lembaga keuangan) pengadaan dana yang dapat dimanfaatkan untuk usaha-usaha pendidikan
·         Menyediakan fasilitas untuk kepentingan pendidikan
·         Mengadakan program pendidikan kemasyarakatan
·         Mengadakan kerja sama dengan sekolah-sekolah kejuruan dan lembaga pendidikan lainnya.
c)      Peranan Kelompok Profesi
Peranan kelompok profesi dalam sisitem pendidikan antara lain:
·         Merencanakan dan menyelenggarakan latihan keterampilan dan keahlian
·         Menjamin dan menguji kualitas keterampilan
·         Menyediakan tenaga-tenaga pendidik untuk berbagai jenis pendidikan
d)     Peranan Lembaga Swasta
Peranan lembaga swasta dalam bidang pendidikan kemasyarakatan melalui kegiatan-kegiatan pendidikan yang mempunyai efek sosial.

C.    Tipe-tipe Masyarakat
Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia didalamnya. Untuk Indonesia, perkembangan masyarakat itu sangat bervariasi, sehingga wujud sosial kebudayaan dalam masyarakat Indonesia dewasa ini, menurut Koentjaraningrat (dari Wayan Ardhana,1986: Modul 1/71-72) paling sedikit dapat dibedakan menjadi lima tipe sosial-budaya, sebagai berikut:
a.       Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana, hidup dengan berburu dan belum mempunyai kebiasaan menanam padi. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa desa terpencil tanpa diferensiasi dan stratifikasi yang berarti. Masyarakat ini tidak mengalami kebudayaan perunggu, Hindu dan agama Islam.
b.      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau sawah dengan tanaman pokok padi. Sistem dasar kemasyarakatannya adalah komunikasi petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial sedang, dan yang merasakan diri sebagai bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar. Gelombang pengaruh kebudayaan Hindu dan Agama Islam tidak dialami. Arah orientasinya adalah masyarakat kota dengan peradaban kepegawaian.
c.       Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau sawah dengan tanaman pokok padi. Sistem dasar kemasyarakatannya adalah desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial sedang, gelombang pengaruh kebudayaan Hindu tidak dialami atau sangat kecil, sehingga terhapus oleh pengaruh agama Islam. Arah orientasinya adalah masyarakat kota yang mewujudkan peradaban bekas kerajaan, berdagang dengan pengaruh Islam, bercampur tangan dengan peradaban kepegawaian.
d.      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan tanaman pokok padi. Sistem dasar kemasyarakatannya adalah komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks. Masyarakat ini mengalami semua gelombang pengaruh kebudayaan asing, seperti kebudayaan Hindu, agama Islam dan Eropa. Arah orientasinya adalah masyarakat kota yang mewujudkan peradaban kepegawaian.
e.       Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sektor perdagangan dan industri yang lemah. Tipe masyarakat metropolitan yang mengembangkan sektor perdagangan dan industri, tetapi masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintah dengan suatu sektor kepegawaian yang luas dan kesibukan politik ditingkat daerah ataupun pusat.
Terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial yang mempunyai peran dan fungsi edukatif yang besar, antara lain: kelompok sebaya, organisasi kepemudaan (pramuka, karang taruna, remaja masjid, dan sebagainya), organisasi keagamaan, organisasi ekonomi, organisasi politik, organisasi kebudayaan, media massa, dan sebagainya. Lembaga/kelompok sosial tersebut pada umumnya memberikan kontribusi bukan hanya dalam proses sosialisasi, tetapi juga dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggotanya.

Kelompok sebaya (peers group) adalah suatu kelompokyang terdiri dari orang-orang yang bersamaan usianya. Dampak edukatif dari keanggotaan dalam kelompok sebaya ini antara lain karena interaksi sosial yang intensif dan dapat terjadi setiap waktu, dan dengan melalui peniruan (model) serta mekanisme penerimaan/penolakan kelompok. Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya (Wayan Ardhana, 1986: Modul 5/19) antara lain:
a.)    Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
b.)    Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
c.)    Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.
d.)   Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas.
e.)    Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak.
f.)     Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dll).
g.)    Memperluas cakrawala pengalaman anak sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks.
Organisasi kepemudaan pada umumnya mempunyai prinsip dasar yang sama yakni menyalurkan hasrat berkelompok dari pemuda kepada hal-hal yang berguna. Organisasi ini mempunyai berbagai jenis dengan latar yang berbeda seperti sosial-edukatif (OSIS, Pramuka, Palang Merah Remaja, Patroli keamanan sekolah, dsb), sosial keagamaan, sosial-politik, dsb. Disamping penambahan pengetahuan dan ketrampilan, organisasi kepemudaan tersebut terutama sangat bermanfaat dalam membantu proses sosialisasi serta mengembangkan aspek afektif dari kepribadian(kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian).




Peranan organisasi keagamaan pada umumnya sangat penting karena berkaitan dengan keyakinan agama. Karena semua organisasi keagamaan mempunyai keinginan untuk melestarikan keyakinan agama anggota-anggotanya, maka organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya, yakni:
a.)    Mengajarkan keyakinan serta praktek-praktek keagamaan dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka.
b.)    Mengajarkan kepada mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanya.
c.)    Model-model bagi perkembangan watak (Wayan Ardhana, 1986: Modul 5/18).

Meskipun ada organisasi-organisasi keagamaan yang anggota-anggotanya terdiri dari kelas-kelas sosial atau kelas etnik tertentu, pada umumnya organisasi-organisasi keagamaan ini memiliki anggota yang terdiri dari berbagai kelompok sosial atau kelompok etnis (suku bangsa), sehingga akan berperan mengembangkan saling pengertian dan kerjasama antar kelompok sosial/etnis tersebut. Seperti diketahui,pemerintah RI mengusahakan dengan sungguh-sungguh kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Akhirnya perlu dikemukakan salah satu faktor dalam lingkungan masyarakat yang makin penting peranannya yakni media massa. Pada umumnya media massa itu mempunyai tiga fungsi, yakni informasi,edukasi dan rekreasi. Karena kemajuan teknologi komunikasi pada massa ini,dan terlebih masa yang akan datang,maka media massa sedang mengalami perubahan yang cepat.

Media massa memiliki tiga macam pengaruh:

1)      Pengaruh sosialisasi dalam arti luas,utamanya tentang sikap dan nilai-nilai dasar masyarakat serta model tingkah laku dalam berbagai bidang kehidupan.
2)      Pengaruh khusus jangka pendek,media massa mungkin menyebabkan orang membeli produk tertentu.
3)      Media massa memberikan pendidikan dalam pengertian yang lebih formal, yaitu dalam memberikan informasi atau penyajian pengajaran dalam suatu bidang studi tertentu.
BAB III
PENUTUP
D.    Kesimpulan
Masyarakat merupakan salah satu factor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan, dengan adanya lingkungan masyarakat yang baik maka semakin besar peluang keberhasilan suatu pendidikan, begitu pula sebaliknya apabila lingkungan masyarakat buruk maka akan mempersempit peluang keberhasilan suatu pendidikan.

Masyarakat berperan sebagai suatu lembaga pendidikan non-formal yang memberi kita pengalaman hidup yang bermanfaat.

Dengan terdapatnya berbagai macam jenis masyarakat, berbeda-beda pula pengaruh masyarakat dalam kontribusinya di bidang pendidikan, ada yang berdampak positif ada pula yang negative

E.     Saran
Agar individu dari anggota masyarakat menjadi manusia yang mukmin muslim, muhsin dan muttaqin, maka upaya masyarakat dalam mendidik anggotanya adalah dengan menegakkan akidah, menfungsikan masjid sebagai pusat kegiatan. Mendidik masyarakat untuk bergotong royong, bermusyawarah serta saling menyeru dalam kebenaran dan melarang kemungkaran.
DAFTAR PUSTAKA

·         Ihsan Fuad, Dasar-dasar Pendidikan
·         Tirtarahardja Umar, Sulo S. L. la, Pengantar Pendidikan

You Might Also Like

1 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram

Subscribe