Makalah Pandangan Hidup, Tanggung Jawab, dan Harapan Hidup
07.40
MAKALAH
ILMU
SOAL BUDAYA
PANDANGAN
HIDUP, TANGGUNG JAWAB, DAN HARAPAN MANUSIA
DISUSUN
OLEH :
Rahman
Saif Widarto
Fatih
Ni’am Syukri
Mu’izul
Hadi Saputra
Puput
Triana Rizqi Wijayanti
Fakultas
Agama Islam(FAI)
Pendidikan
Agama Islam(PAI)
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan ridho serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Pengaruh Teknologi Terhadap Pendidikan ”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah ISB Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kami menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan waktu,
pengetahuan, dan kemampuan yang penulis miliki.Namun demikian, dengan segala
kemampuan yang ada dan dengan rasa tanggung jawab, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak.
Purwokerto,Oktober
2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa
membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain, tanpa manusia
lain seorang manusia tidak akan bisa hidup dengan sendirinya. Interaksi inilah
yang membuat manusia tidak terlepas dari saling berkomunikasi, berbagi, dan
membantu. Manusia itu terdiri dari laki-laki dan perempuan, tidak ada yang
lain. Ada berbagai macam manusia di belahan dunia ini, ada yang berkulit hitam,
kuning, putih, bahkan sawo matang. Uniknya manusia dari zaman dahulu selalu
berkelompok, entah itu di afrika, asia, dan dimanapun. Populasi manusia dalam
kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000Sebagai Manusia pasti
memiliki Pandangan Hidup, Tanggung Jawab dan Harapan dengan adanya ketiga hal
ini manusia menjadi memiliki hidup yang lebih terarah.
B. RUMUSAN
MASALAH
1) Bagaimana
pengertian pandangan hidup, tanggung jawab dan harapan?
2) Apa
saja macam – macam tanggung jawab?
3) Bagaimana
pandangan hidup seorang muslim?
4) Mengapa manusia memiliki harapan?
5) Apa
hubungan antara manusia dengan harapan?
C. TUJUAN
1) Mengetahui
apa itu pengertian pandangan hidup, tanggung jawab dan harapan.
2) Mengetahui
apa saja macam – macam tanggung jawab.
3) Untuk
mengetahui apa saja pandangan hidup seorang muslim
4) Untuk
mengetahui mengapa manusia memiliki harapan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PANDANGAN
HIDUP
Menurut KBBI pandangan
hidup merupakan konsep yang dimiliki seseorang atau golongan di dalam
masyarakat yang bermaksud menggapi dan menerangkan segala masalah di dunia ini.
Menurut Rohiman bahwa pandangan hidup terkandung konsep
dasar dan nilai-nilai mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa
serta terkandung pikiran-pikiran yang terdalam mengenai wujud suatu bangsa.
Atauu merupakan bentuk kristalisasi dari nilai-nilai yang dimilikinya sendiri,
yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkannya.
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut
oleh suatu masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh para individu dan
golongan di daam masyarakat. Pandanag hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan,
dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan. ( Suyadi, M. P
.,1985 ) Sistem nilai budaya serinhg juga merupakan pandangan hidup atau Word
View bagi manusia yang menganutnya. Apabila “ system nilai” merupakan pedoman
hidup yang dianut oleh sebagian besar masyarakat, “ pandangan hidup” merupakan
suatu system pedoman yang dianut oleh golongan-golongan atau, lebih sempit lagi
oleh individu-individu khusus di dalam masyarakat.
Pandangan
hidup merupakan bagian hidup manusia. Pandangan hidup mencerminkan citra diri
seseorang karena pandangn hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya (
Manuel Kasiepo, 1982 ). Apa yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan
hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir tertentu.
Sifat
pandangan hidup elastis, bergantung apda situasi kondisi, tidak selemanya
bersifat principal atau hakiki. Bahkan pandangan hidup dapat terjadi tidak
dengan kesadaran atau “ kesadaran yang dinyatakan “ , tetapi “ kesadaran yang
tak dinyatakan “ , sebagai akibat kepengapan kondisi. Pandangan Kasiepo ini
dapat terjadi pula untuk suatu ideology yang oleh Abdurrahman Wahid ( 1985 ) disebut
Reideologisasi dengan pola ideology alternative, yaitu rangkuman dari berbagai
sumber dan reideologi kultural, yaitu menyusun serangkaian nilai oleh
masyarakat.
I.
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan
hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya ( pandangan hidup seorang muslim )
pandangan hidup ini memiliki kebenaran mutlak. Sebagai contoh, pandangan hidup
muslim ( orang islam ) bersumber dari al-qur’an dan sunnah ( sikap, perkataan,
dan perbuatan Nabi Muhammad SAW ). Jadi pandangan hidup seorang muslim ialah
pandangan muslim yang setia kepada islam tentang berbagai masalah asasi hidup
manusia, merupakan jawaban muslim yang oriented mengenai berbagai persoalan
pokok hidup manusia, yang disimpulkannya dari al-qur’an surat( 67 : 2 ) dan
sunnah.
Pandangan hidup muslim terdiri atas :
a. Pedoman hidup ialah al-qur’an ( Q:2:2 ) dan as sunnah
b. Dasar hidupnya ialah islam.
c. Tujuan hidupnya :
1.
Berdasarkan arahnya ialah
a)
Tujuan hidup vertikal mendapat keridhoan Allah SWT
(Q.S : 2 :207)
b)
Tujuan hidup horizontal kebahagiaan dunia dan akhirat
(Q.S : 2 : 201) serta menjadi rahmat bagi seluruh alam (Q.S : 21 : 107)
2.
Ditinjau dari segi lingkungan (Q.S : 34 :15)
II.
Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan
dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
III.
Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup
yang relatif kebenarannya.
B.
TANGGUNG JAWAB
1. Pengertian
Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa
indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia
akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung
jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan
makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang
besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam
konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan
makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat
nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jaminan
sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai
yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual
berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya
manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan
rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya).
Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila
ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya
juga muncul sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia
terhadap Tuhannya, manusia sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena
itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar
manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan
manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung
jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain,
tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan
akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
2. Macam
– macam tanggung jawab
Manusia
itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain.
Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain
yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu
dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas
dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
a. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut
sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang
pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang
tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi
mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam
mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi
Tanggung Jawab.
b. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat
kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan
juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama
baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
c. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu
kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota
masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan
sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah
laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara
kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain.
Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun
tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan
kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan
pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun
kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama
dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan
kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang
menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang
hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam
semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang
lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau
kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala
yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat
bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian
melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan
apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung
Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
d. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu
kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu
negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat
olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak
dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara.
e. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia
ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana
pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya.
Dalam
mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam
perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak.
Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang
saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan.
Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan
kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia
hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja
keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri,
penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia
menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya
(ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
C.
HARAPAN
MANUSIA
a.
Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan
akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah
kebaikan di waktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada
praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara
berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda
dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran
negatif" atau "berpikir pesimis".
b. MANUSIA DAN HARAPAN
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita,
keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan
adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia
lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan
pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan
terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional,
bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang
pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh
dengan keinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang
berbeda-beda, orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun
sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang.
Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di
wujudkan hal-hal sebagai berikut :
1) Harapan apa yang baik
2) Bagaimana cara mencapai harapan itu
3) Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat
bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah
selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan
begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan
selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita
sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan
terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
·
Muhammad, Abdulkadir, 2005, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Bandung :
Aditya Bakti)
·
Notowidagdo, Rohiman , 1996 , Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur’an
dan Hadits, (Jakarta: Raja Grafindo Persada)
·
Yusuf , Musfirotun, 2010, Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Islam,
(Pekalongan : STAIN Press)
·
Ali,
M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.
·
Hartono,
Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa, PT. Bina
Ilmu, Surabaya, 1991.
·
Suyadi
M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985.
·
Widyo
Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta :
Universitas Gunadarma
·
Widyo
Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta :
Universitas Gunadarma
·
Suyadi
M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985.
1 komentar
bagus artikelnya kak, kunjung balik ya kak,
BalasHapusazzahra tempat berbagi makalah geratis